02 Sep 2021
Halo, TOUCHEERS!
Kalian setuju nggak kalau selama masa pandemi COVID-19 ini, kesulitan tidur menjadi hal yang umum dijumpai? Fenomena ini ternyata sering dikenal dengan sebutan Corosomnia, loh, yang berarti berkurangnya aktivitas tidur akibat tekanan yang dirasakan selama masa penyebaran COVID-19. Tekanan ini disebabkan oleh stress yang dipicu oleh banyaknya ketidakpastian yang harus dihadapi dari hari ke hari. Ketidakpastian ini dapat terkait dengan jadwal pekerjaan, kondisi kesehatan diri dan keluarga, pendidikan, stabilitas ekonomi hingga jadwal harian secara umum yang rentan berubah dikarenakan penyesuaian kebijakan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran wabah. Akumulasi stress akibat adanya ketidakpastian dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia.
Nah, apa saja sih gejala insomnia? Gejala insomnia ditandai dengan individu yang mengalami kesulitan atau gangguan dalam beraktivitas sebagai akibat dari kualitas tidur yang buruk. Nah, perlu kita ketahui juga nih bahwa insomnia tidak berpatok pada jumlah jam tidur atau seberapa lama seseorang tertidur karena setiap individu memiliki pola tidur yang berbeda-beda. Kriteria lain yang dapat digarisbawahi adalah orang dengan gangguan insomnia biasanya memiliki kesulitan untuk memulai tidur, maupun tidur kembali dari keadaan terjaga dan menjaga agar tetap dalam kondisi tidur. Seseorang dapat dikatakan mengalami insomnia jika gangguan ini setidaknya muncul tiga malam perminggu dan terjadi dalam jangka waktu sedikitnya tiga bulan.
Insomnia pastinya berdampak buruk nih pada berjalannya kegiatan sehari-hari. Gangguan tidur ini dapat menyebabkan seseorang merasa kelelahan, kekurangan tenaga, kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengingat yang dapat menghambat pekerjaan harian yang harus diselesaikan. Terlebih, insomnia dapat dipengaruhi dan mempengaruhi mood sehingga sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, penanganan pada insomnia baiknya segera dilakukan sebelum akibatnya yang dirasakan semakin parah.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi insomnia diantaranya:
Jika kesulitan tidur makin dirasa memburuk hingga membutuhkan bantuan profesional, jangan ragu-ragu untuk menghubungi psikolog atau psikiater ya, TOUCHEERS! Semoga kita senatiasa diberi kesehatan dan memiliki waktu istirahat yang cukup terutama di tengah badai pandemi ini.
“Sleep is the golden chain that ties health and our bodies together.” — Thomas Dekker
Written by Earlita Adelia
Referensi:
BBC. (n.d.). Covid-19: Sulit Tidur saat PANDEMI, apa itu 'coronasomnia'? BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-55811491.
Sussex Publishers. (n.d.). Insomnia. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/basics/insomnia.
Sussex Publishers. (n.d.). Insomnia. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/conditions/insomnia.